Daging merpati dijual untuk dimakan di banyak tempat, mulai dari pedagang kaki lima hingga restoran. Cara penyajiannya biasanya digoreng, dibakar atau dibumbui. Meski dagingnya kecil karena burungnya juga kecil, daging merpati dipercaya memberikan manfaat kesehatan dengan kandungan gizi yang sebanding dengan daging ayam.
Manfaat daging merpati untuk kesehatan
Daging merpati atau pigeon meat biasanya dimakan pada usia empat minggu. Makanan ini sudah dikonsumsi oleh berbagai masyarakat Eropa dan Afrika selama berabad-abad.
Merpati mudah dipelihara dan dikembangbiakkan, namun belum dikembangkan melalui teknik produksi massal. Sebagian besar daging merpati berasal dari petani lokal kecil.
Makan burung merpati dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan. Seperti konsumsi unggas lainnya, daging merpati dikaitkan dengan penurunan risiko obesitas, penyakit kardiovaskular, dan diabetes mellitus tipe 2 jika diproses dengan benar.
Organisasi Pangan dan Pertanian menganggap daging unggas, terutama merpati, sebagai makanan yang tersedia secara luas dan relatif murah yang bermanfaat bagi negara-negara berkembang untuk mengkompensasi kekurangan gizi. Selain itu, konsumsi daging unggas umumnya dikaitkan dengan masalah bagi kesehatan secara umum.
Nilai gizi daging merpati
Asam lemak omega-3 bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan trigliserida, mengurangi irama jantung yang tidak normal, mengurangi risiko serangan jantung dan stroke, dan mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung.
Sama seperti omega 3, asam lemak omega 6 juga penting dalam diet Anda. Omega 6 memainkan peran kunci dalam kekebalan. Namun, ketika tubuh memproduksi terlalu banyak omega 6, itu meningkatkan risiko peradangan.
Asam pantotenat atau vitamin B5 adalah salah satu vitamin terpenting dalam kehidupan manusia. Fungsinya untuk membuat sel darah merah baru, membantu mengubah makanan menjadi energi dan menjaga kesehatan kulit, rambut dan mata.
Daging merpati juga kaya akan jenis mineral yang dikandungnya. Seperti kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, natrium, seng, tembaga, mangan, dan selenium. Meskipun jumlah selenium dalam makanan hanya ada dalam jumlah kecil, itu adalah kunci untuk metabolisme.
Selenium memiliki sifat antioksidan yang dapat melindungi sel dari kerusakan. Ada juga beberapa bukti bahwa selenium dapat mengurangi risiko kanker prostat.